Minggu, 26 Januari 2014

Ketika Gadis itu Aku

*Ini Cuma sekedar cerita, bukan kejadian yang aku alami. Maaf jika ada kesamaan cerita*

Pada kenyataannya, wanita di takdirkan untuk mempunyai tingkat ke-percayaan diri yang sangat tinggi. Seperti yg aku rasakan, 4 bulan yang lalu. Aku memang dekat dengan dia, sosok lelaki yang sangat baik, ramah, tapi dia juga sedikit nakal. Kisah ini dimulai saat aku mulai meminta nomor hape dia untuk bertanya tentang tugas. Lelaki itu bernama Derma.

Sekilas memang wajar, sekilas memang berkesan, sekilas memang membahagiakan, aku senang saat awal kita dekat. Aku ingin mengulangi kedekatan kita yang tidak disengaja itu. Aku ingin mengulangi kisah manis saat awal dekat dengannya. Aku ingin sekali.

Waktu terus berjalan, kitapun semakin dekat. Derma memang bukan orang yang humoris, tetapi aku mencoba mengubahnya untuk menjadi sosok yang humoris saat kita sedang bicara. Itu aku lakukan supaya kita selalu ada topik pembicaraan. Dengan berbagai candaan yang menurutku sedikit konyol, disinilah kita semakin dekar, Derma.

Sempat beberapa saat, dia tak menghubungiku. Sempat suatu saat dikelas kita tak saling menyapa. Tapi aku selalu ingat disaat pagi, saat aku masuk kelas  dia selalu menatapku. Tatapan yang sangat dingin, tetapi aku menyukai tatapan itu. Tatapan yang tidak dimiliki orang lain. Tatapan yang dapat aku rasakan pada matanya, dia seorang.

Dan waktu yang akan menjawab semuanya. Tak sengaja lagi, dia menyapaku lewat pesan singkat yang masnis sekali. Dan karena aku wanita, sekali lagi aku sangatsenang mendapatkan pesan dari nya mendapatkan kabar lagi tentang dia. Aku suka.

Dan suatu ketika, dihadapkan dengan waktu yang sangat singkat. Aku dan dia duduk berdua, bersebelahan. Aku mengajukan beberapa pertanyaan ke dia. Dia juga senang dapat menjawab pertanyaanku ini.sebenarnya yang aku bicarakan pada dia bukan pertanyaan, tetapi adalah isi cuhatanku.

Dan lagi, dan lagi, dan lagi. Kita kembali saling mengirimkan pesan sinkat. Pesan yang selalu membuat aku senyum saat aku merasa sendiri. Dia mengulanginya kembali, membuat aku tertawa dengan humornya yang menurutku tidak terlalu lucu, tapi aku suka.

Dam suatu ketika ketika pelajaran, kita duduk bersebelahan. Setelah mengenal dia mungkin aku sudah merasakan getaran seperti yang biasanya disebut cinta, karenaa.....
**flashback**
Ketika kita sering saling curhat, dia bercerita tentang gadis yang sedang dia cintai. Dia menyukai dua wanita. Aku tak mengenal keduanya. Diaselalu memintaku untuk memberinya saran,tapi apa ada. Aku selalu menjadi pendengar ceritanya yang sangat baik. Dan lama kelamaan, aku menerima bahwa memang statusku dengan dia hanya sebagai teman dekat saja, gak bisa lebih.
**back to story**
Kitapun akrab dalam diskusi kita. Seperti biasa dia memulai dengan candaannya yang menurutku sangat teramat membosankan buatku. Tapi akunyaman, dia membuatku nyaman. Aku betah berada disampingnya. Aku sayang dia, tetapi hanya sebagai teman curhat.

Menurutku ini bukan cinta. Ini hanya sedikit cerita. Ini hanya untaian kisah tentang rasa ketertarikanku pada dia, dia yang selalu dekat denganku dengan candaannya. Dia yang aku rasakan nyaman ketika berada disampingnya.

Tetapi ini hanyalah cerita,aku danDarma akan menjadi teman selamanya. Bebahagianya aku juka darma mendapatkan gadis yang dia dambakan. Aku turut bahagia. Aku suka!

Aku ingat janji Darma, janji yang mungkin aku akan ingat. Aku minta dia untuk memberiku coklat,tapi mungkin itu hanya harapan palsu yg dia berikan kepadaku.


Ketika gadis itu aku,ketika yang menadi akhir dari ceritamu aku, memang aku. Aku hanyalah teman dekat, teman curhat, tempatmu bersinggah sesaar, saat Darma sedang tak menemui tempatnya tinggal. Mungkin benar, berteman jauh lebih nyaman daripada berpacaran. Aku merasakan itu dengan Darma, Aku nyaman dengan Darma. Aku suka dia! Aku senang jika dia ikut senang!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar