*Ini Cuma sekedar cerita, bukan kejadian yang aku alami.
Maaf jika ada kesamaan cerita*
Pada kenyataannya, wanita di takdirkan untuk mempunyai
tingkat ke-percayaan diri yang sangat tinggi. Seperti yg aku rasakan, 4 bulan
yang lalu. Aku memang dekat dengan dia, sosok lelaki yang sangat baik, ramah,
tapi dia juga sedikit nakal. Kisah ini dimulai saat aku mulai meminta nomor
hape dia untuk bertanya tentang tugas. Lelaki itu bernama Derma.
Sekilas memang wajar, sekilas memang berkesan, sekilas
memang membahagiakan, aku senang saat awal kita dekat. Aku ingin mengulangi
kedekatan kita yang tidak disengaja itu. Aku ingin mengulangi kisah manis saat
awal dekat dengannya. Aku ingin sekali.
Waktu terus berjalan, kitapun semakin dekat. Derma memang
bukan orang yang humoris, tetapi aku mencoba mengubahnya untuk menjadi sosok
yang humoris saat kita sedang bicara. Itu aku lakukan supaya kita selalu ada
topik pembicaraan. Dengan berbagai candaan yang menurutku sedikit konyol,
disinilah kita semakin dekar, Derma.
Sempat beberapa saat, dia tak menghubungiku. Sempat suatu
saat dikelas kita tak saling menyapa. Tapi aku selalu ingat disaat pagi, saat
aku masuk kelas dia selalu menatapku.
Tatapan yang sangat dingin, tetapi aku menyukai tatapan itu. Tatapan yang tidak
dimiliki orang lain. Tatapan yang dapat aku rasakan pada matanya, dia seorang.
Dan waktu yang akan menjawab semuanya. Tak sengaja lagi, dia
menyapaku lewat pesan singkat yang masnis sekali. Dan karena aku wanita, sekali
lagi aku sangatsenang mendapatkan pesan dari nya mendapatkan kabar lagi tentang
dia. Aku suka.
Dan suatu ketika, dihadapkan dengan waktu yang sangat
singkat. Aku dan dia duduk berdua, bersebelahan. Aku mengajukan beberapa
pertanyaan ke dia. Dia juga senang dapat menjawab pertanyaanku ini.sebenarnya
yang aku bicarakan pada dia bukan pertanyaan, tetapi adalah isi cuhatanku.
Dan lagi, dan lagi, dan lagi. Kita kembali saling
mengirimkan pesan sinkat. Pesan yang selalu membuat aku senyum saat aku merasa
sendiri. Dia mengulanginya kembali, membuat aku tertawa dengan humornya yang
menurutku tidak terlalu lucu, tapi aku suka.
Dam suatu ketika ketika pelajaran, kita duduk bersebelahan.
Setelah mengenal dia mungkin aku sudah merasakan getaran seperti yang biasanya
disebut cinta, karenaa.....
**flashback**
Ketika kita sering saling curhat, dia bercerita tentang
gadis yang sedang dia cintai. Dia menyukai dua wanita. Aku tak mengenal
keduanya. Diaselalu memintaku untuk memberinya saran,tapi apa ada. Aku selalu
menjadi pendengar ceritanya yang sangat baik. Dan lama kelamaan, aku menerima
bahwa memang statusku dengan dia hanya sebagai teman dekat saja, gak bisa
lebih.
**back to story**
Kitapun akrab dalam diskusi kita. Seperti biasa dia memulai
dengan candaannya yang menurutku sangat teramat membosankan buatku. Tapi
akunyaman, dia membuatku nyaman. Aku betah berada disampingnya. Aku sayang dia,
tetapi hanya sebagai teman curhat.
Menurutku ini bukan cinta. Ini hanya sedikit cerita. Ini
hanya untaian kisah tentang rasa ketertarikanku pada dia, dia yang selalu dekat
denganku dengan candaannya. Dia yang aku rasakan nyaman ketika berada
disampingnya.
Tetapi ini hanyalah cerita,aku danDarma akan menjadi teman
selamanya. Bebahagianya aku juka darma mendapatkan gadis yang dia dambakan. Aku
turut bahagia. Aku suka!
Aku ingat janji Darma, janji yang mungkin aku akan ingat.
Aku minta dia untuk memberiku coklat,tapi mungkin itu hanya harapan palsu yg
dia berikan kepadaku.
Ketika gadis itu aku,ketika yang menadi akhir dari ceritamu
aku, memang aku. Aku hanyalah teman dekat, teman curhat, tempatmu bersinggah
sesaar, saat Darma sedang tak menemui tempatnya tinggal. Mungkin benar,
berteman jauh lebih nyaman daripada berpacaran. Aku merasakan itu dengan Darma,
Aku nyaman dengan Darma. Aku suka dia! Aku senang jika dia ikut senang!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar